Pengalaman Anak SD Yang Melakukan Hubungan Seks Dengan Mama dan Adiknya
Pengalaman Anak SD Yang Melakukan Hubungan Seks Dengan Mama dan Adiknya
January 13, 2016 | Cerita ABG Mesum, Cerita Daun Muda, Cerita Perkosaan, Cerita Sedarah Baru, Cerita Sex Perawan | No Comments
|
Kumpulan Cerita Sex Dewasa Terbaru Disertai Foto Cewek IGO Seksi Suka Bugil dan Ngentot – Cerita bokep terpanas sebelumnya berjudul Dua Tante Montok Berusaha Membuatku Orgasme Sepulang Dari Diskotik ,
dan pada kesempatan kali ini situs CeritaDewasaIGO.com akan membagikan
cerita sex dewasa baru yang tidak kalah panasnya dengan judul Pengalaman Anak SD Yang Melakukan Hubungan Seks Dengan Mama dan Adiknya
Cerita Dewasa – Sudah
sejak berumur 7 atau 8 tahun aku mempunyai keingintahuan dan hasrat
yang kuat akan seks. Secara sembunyi-sembunyi aku sering membaca majalah
dewasa milik orang tuaku. Biasanya hal itu kulakukan saat sebelum
berangkat sekolah dan orang tuaku tidak di rumah. Saat membaca majalah
tersebut aku juga beronani untuk memuaskan hasratku.
Pada saat usiaku 10 tahun, hasratku akan
pemuasan seks semakin besar, maklum saat itu adalah masa puber.
Frekuensiku melakukan onani juga semakin sering, dalam sehari bisa
sampai 4 kali. Dan setiap hari minimal 1 kali pasti aku lakukan.
Pada suatu sore ketika aku duduk di
kelas 6 SD, saat itu tidak ada seorang pun di rumah. Papa sedang
bertugas keluar kota, sedangkan Mama dan adikku sedang mengikuti suatu
kegiatan sejak pagi. Aku gunakan kesempatan tersebut untuk menonton blue
film milik orang tuaku. Sejak pagi sudah 3 film aku putar dan sudah 4
kali aku melakukan onani. Namun hasratku masih juga begitu besar.
Ada adegan yang sangat aku sukai dan aku
sering berkhayal bahwa aku menjadi pemeran pria dalam film itu. Adegan
itu adalah saat seorang pria sedang berbaring sementara wanita pertama
duduk di atas penis sang pria sambil menggoyangkan pinggulnya dan wanita
kedua duduk tepat di atas mukanya sementara sang pria dengan lahapnya
menjilati vagina wanita kedua tersebut.
Aku segera menurunkan celanaku bersiap
melakukan onani sambil menyaksikan adegan favoritku. Di tengah-tengah
kegiatanku dan film sedang hot-hotnya, tiba-tiba terdengar suara pintu
pagar dibuka. Saat itu menunjukkan pukul 20.00, ternyata Mama dan adikku
sudah pulang. Segera aku kenakan celanaku kembali dan mengeluarkan
video dari playernya kemudian meletakkannya kembali di tempatnya. Lalu
baru aku membukakan pintu untuk mereka.
“Eh Wan, tolong bantu masukkan
barang-barang dong”, Mama memintaku membantunya membawa
barang-barang.“Iya Ma. Shin, di sana ngapain aja? Koq sepertinya capek
banget sih?”, aku menyapa adikku Shinta.“Wah, banyak. Pagi setelah
aerobik terus jalan lintas alam. Sampai di atas udah siang. Terus
sorenya baru turun. Pokoknya capek deh.”, Shinta menjelaskannya dengan
bersemangat.Setelah itu mereka mandi dan makan malam. Sementara aku
duduk di ruang keluarga sambil menonton acara TV. Setelah mereka selesai
makan malam, adikku langsung menuju ke kamarnya di atas. Mama ikut
bergabung denganku menonton TV.“Wan, ada acara bagus apa aja?”, Mama
bertanya padaku.“Cuma ini yang mendingan, yang lainnya jelek”, aku
memberi tahu bahwa hanya acara yang sedang kutonton yang cukup bagus.
Saat itu acaranya adalah film action.
Setelah itu ada pembicaraan kecil antara aku dan Mama. Karena lelah,
Mama menonton sambil tiduran di atas karpet. Tidak lama sesudah itu Mama
rupanya terlelap. Aku tetap menonton. Pada suatu saat, dalam film
tersebut ada jalan cerita dimana teman wanita sang jagoan tertangkap dan
diperkosa oleh boss penjahat. Spontan saja penisku mengembang. Aku
tetap meneruskan menonton.
Ketika film sedang seru-serunya, tanpa
sengaja aku menatap Mama yang sedang tertidur dengan posisi telentang
dan kaki yang terbentang. Baju tidurnya (daster) tersingkap, sehingga
sedikit celana dalamnya terlihat. Tubuhku langsung bergetar karena
nafsuku yang tiba-tiba meledak. Tidak pernah terpikir olehku melakukan
persetubuhan dengan Mamaku sendiri. Tapi pemandangan ini sungguh
menggiurkan. Pada usia 29 tahun, Mama masih terlihat sangat menarik.
Dengan kulit kuning, tinggi badan 161 cm, berat badan 60 kg, buah dada
36B ditambah bentuk pinggulnya yang aduhai, ternyata selama ini aku
tidak menyadari bahwa sebenarnya Mama sangat menggairahkan.
Selama ini aku benar-benar tidak pernah
punya pikiran aneh terhadap Mama. Sekarang sepertinya baru aku tersadar.
Nafsu mendorongku untuk menjamah Mama, namun sejenak aku ragu.
Bagaimana kalau sampai Mama terbangun. Namun dorongan nafsu memaksaku.
Akhirnya aku memberanikan diri setelah sebelumnya aku mengecilkan volume
TV agar tidak membangunkan Mama. Aku bergerak mendekati Mama dan
mengambil posisi dari arah kaki kanannya. Untuk memastikan agar Mama
tidak sampai terbangun, kugerak-gerakkan tangan Mama dan ternyata memang
tidak ada reaksi.
Rupanya karena lelah seharian, ia jadi
tertidur dengan sangat lelap. Dasternya yang tersingkap, kucoba singkap
lebih tinggi lagi sampai perut dan tidak ada kesulitan. Tapi itu belum
cukup, aku singkap dasternya lebih tinggi lagi dengan terlebih dahulu
aku pindahkan posisi kedua tangannya ke atas. Sekarang kedua buah
dadanya dapat terlihat dengan jelas, karena ternyata Mama tidak
mengenakan bra. Langsung aku sentuh buah dada kanannya dengan telapak
tangan terbuka dan dengan perlahan aku remas. Setelah puas meremasnya,
aku hisap bagian putingnya lalu seluruh bagian buah dadanya.
Tiba-tiba Mama mendesah. Aku kaget dan
merasa takut kalau-kalau sampai Mama terbangun. Tetapi setelah kutunggu
beberapa saat tidak ada reaksi lain darinya. Untuk memastikannya lagi
aku meremas buah dada Mama lebih keras dan tetap tidak ada reaksi. Walau
masih penasaran dengan bagian dadanya, namun aku takut jika tidak punya
cukup waktu. Sekarang sasaran aku arahkan ke vaginanya. Mama mengenakan
CD tipis berwarna kuning sehingga masih terlihat bulu kemaluannya.
Aku raba dan aku ciumi vagina Mama, tapi
aku tidak puas karena masih terhalang CD-nya. Jadi kuputuskan untuk
menurunkan CD-nya sampai seluruh vaginanya terlihat. Namun hal itu tidak
dapat kulakukan karena posisi kakinya yang terbentang menyulitkanku
untuk menurunkannya. Jadi terpaksa aku rapatkan kakinya sehingga aku
bisa menurunkan CD-nya sampai lutut. Tapi akibatnya aku jadi tidak bisa
mengeksplorasi vagina Mama dengan leluasa karena kakinya kini merapat.
Apakah aku harus melepas semuanya? Tentu akan lebih leluasa, tapi jika
Mama sampai terbangun akan berbahaya karena aku tidak akan bisa dengan
cepat memakaikannya kembali.
Berhubung nafsuku sudah memburu, maka
aku putuskan untuk melepaskannya semua. Lalu aku rentangkan kakinya.
Sekarang vagina Mama dapat terlihat dengan jelas. Tidak tahan lagi,
langsung aku cium dan jilati vaginanya. Lebih jauh lagi, dengan kedua
tangan kubuka bibir-bibir vaginanya dan aku jilati bagian dalamnya. Aku
benar-benar semakin bernafsu, ingin rasanya aku telan vagina Mama. Tidak
lama setelah aku jilati, vaginanya menjadi basah. Setelah puas mencium
dan menjilati bagian vaginanya, penisku sudah tidak tahan untuk
dimasukkan ke dalam vagina Mama. Aku kemudian berdiri untuk melepas
celanaku. Lalu aku duduk lagi di antara kedua kaki Mama dan aku
bentangkan kakinya lebih lebar.
Dengan mengambil posisi duduk dan kedua
kakiku dibentangkan untuk menahan kedua kaki Mama, aku arahkan penisku
ke lubang vaginanya. Tangan kananku membantu membuka lubang vagina Mama
sementara aku dorong penisku perlahan. Aku rasakan penisku memasuki
daerah yang basah, hangat dan menjepit. Tubuhku gemetar hebat karena
nafsu yang mendesak. Setelah beberapa saat akhirnya seluruh penisku
sudah berhasil masuk ke dalam vagina Mama dengan tidak terlalu sulit,
mungkin karena Mama sudah melahirkan dua orang anak.
Mulailah kugoyangkan pinggulku maju
mundur secara perlahan. Kurasakan kenikmatan dan sensasi yang luar
biasa. Aku memutuskan untuk memuaskan nafsuku, apa pun yang terjadi.
Semakin lama gerakanku semakin cepat. Dengan semakin bernafsu, aku peluk
tubuh Mama dan mengulum dadanya, sementara penisku terus bergerak cepat
menggosok vagina Mama. Aku sudah tidak peduli lagi apakah Mama akan
terbangun atau tidak, biar pun terbangun aku akan terus menggoyangnya
sampai aku puas.
Sungguh nikmat. Bahkan lebih nikmat
daripada fantasiku selama ini. Setelah aku berjuang keras selama 6
menit, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi hingga aku benamkan penisku
dalam-dalam ke vagina Mama. Aku rasakan spermaku mengalir bersamaan
dengan sensasi yang luar biasa. Seakan melayang sampai-sampai terasa
sakit kepala. Aku biarkan penisku beberapa saat di dalam tubuh Mamaku.
Setelah cukup rileks, aku cabut penisku.
Aku puas. Aku tidak menyesal. Aku kenakan kembali celanaku. Sebelum aku
kenakan kembali CD-Mama, aku puaskan diri dengan meremas-remas vagina
Mama. Setelah itu aku rapikan kembali daster Mama. Aku matikan TV dan
naik menuju kamarku di atas. Aku langsung rebahan di atas kasurku. Walau
aku merasa lelah tapi aku tidak bisa tidur membayangkan pengalaman
ternikmat yang baru saja aku rasakan. Pengalaman seorang anak SD yang
baru saja melakukan hubungan seks dengan Mamanya sendiri.
Membayangkan hal tersebut saja membuat
nafsuku bangkit kembali. Aku berpikir untuk kembali melakukannya dengan
Mama. Aku berjalan keluar kamar menuju ruang keluarga. Namun di depan
kamar Shinta adikku, entah apa yang mengubah pikiranku. Aku berpikir,
kalau Mama saja tidur sedemikian lelapnya maka tentu Shinta juga
demikian. Apalagi selama ini Shinta kalau sudah tidur sulit sekali untuk
dibangunkan.
Perlahan aku buka kamarnya dan aku lihat
Shinta tertidur dengan menggunakan selimut. Aku masuk ke kamarnya dan
aku tutup lagi pintunya. Seperti yang sudah aku lakukan dengan Mama, aku
juga sudah bertekad akan menyetubuhi Shinta adikku sendiri. Walaupun ia
bangun aku juga tidak akan peduli.
Lalu aku singkap selimutnya dan aku
lepaskan dasternya serta tidak CD-nya. Sekarang Shinta sudah benar-benar
bugil. Karena Shinta belum memiliki buah dada, sasaranku langsung ke
vaginanya. Vaginanya sungguh mulus karena belum ditumbuhi rambut. Aku
rentangkan kakinya lalu aku cium dan jilati vaginanya. Sekali-kali aku
gigit perlahan. Lalu aku buka lebar-lebar bibir vaginanya dengan jariku
dan kujilati bagian dalamnya.Setelah puas menciumi vaginanya, aku
bersiap untuk menghunjamkan penisku ke dalam vagina Shinta yang masih
mulus. Aku rentangkan kakinya dan aku tempatkan melingkar di pinggangku.
Aku ingin mengambil posisi yang memungkinkanku dapat menyetubuhi Shinta
dengan leluasa.
Lalu kuarahkan penisku ke lubang
vaginanya sementara kedua tanganku membantu membuka bibir vaginanya. Aku
dorong perlahan namun ternyata tidak semudah aku melakukannya dengan
Mama. Vagina Shinta begitu sempit, karena ia masih kecil (saat itu ia
baru berusia 9 tahun) dan tentu saja masih perawan. Tapi itu bukan
halangan bagiku. Aku terus mendorong penisku dan bagian kepala penisku
akhirnya berhasil masuk. Namun untuk lebih jauh sangat sulit.
Nafsuku sudah memuncak tapi masih belum
bisa masuk juga hingga membuatku kesal. Karena aku sudah bertekad, maka
aku paksakan untuk mendorongnya hingga aku berhasil. Namun tiba-tiba
saja Shinta merintih. Aku diam sejenak dan ternyata Shinta tidak
bereaksi lebih jauh. Walaupun aku tidak peduli apakah Shinta akan tahu
atau tidak, tetap saja akan lebih baik kalau Shinta tidak mengetahuinya.
Kemudian aku mulai menggoyang pinggulku,
tetapi gerakanku tidak bisa selancar saat melakukannya dengan Mama,
karena vagina Mama basah dan tidak terlalu sempit, sedangkan milik
Shinta kering dan sempit. Aku terus menggesekan penisku di dalam tubuh
Shinta semakin lama semakin cepat sambil memeluk tubuhnya. Ada perbedaan
kenikmatan tersendiri antara vagina Mama dan Shinta. Karena vagina
Shinta lebih sempit maka hanya dalam waktu 3 menit aku sudah mencapai
orgasme.
Kubiarkan spermaku mengalir di dalam
vagina Shinta. Aku tidak perlu khawatir karena aku tahu Shinta belum
bisa hamil. Aku tekan penisku dalam-dalam dan aku peluk Shinta dengan
erat. Setelah puas aku kenakan lagi pakaian Shinta baru aku kenakan
pakaianku sendiri. Aku berjingkat kembali ke kamarku dan tertidur sampai
keesokan paginya.
Pada pagi harinya aku agak khawatir jika
ketahuan. Tapi sampai aku berangkat sekolah tidak ada yang mencurigakan
dari sikap Mama maupun Shinta. Sejak saat itu aku selalu terbayang
kenikmatan yang aku alami pada malam itu. Aku ingin mengulanginya.
Dengan Mama kemungkinannya bisa dilakukan jika Papa tidak di rumah. Jadi
akan lebih besar kesempatannya jika melakukannya dengan Shinta saja.
Walaupun pada saat melakukannya, aku
tidak peduli jika diketahui tetapi tetap akan lebih aman jika mereka
tidak mengetahuinya. Maka hampir setiap malam, aku selalu bergerilya ke
kamar Shinta. Namun aku hanya berhasil sampai tahap melucuti pakaiannya.
Setiap kali penisku mulai masuk, Shinta selalu terbangun.
Empat bulan sejak pengalaman pertama,
aku belum pernah lagi melakukan sex. Pada bulan kelima, aku masuk SMP
dan pada pelajaran biologi aku mengenal suatu bahan kimia praktikum yang
digunakan untuk membius. Saat itu aku langsung berpikir bahwa aku bisa
menggunakannya bersetubuh dengan Shinta lagi.
Setelah pelajaran biologi, aku mengambil
sebotol obat bius untuk dibawa ke rumah. Pada malam hari setelah
semuanya tertidur, aku masuk ke kamar Shinta. Sebuah sapu tangan yang
telah dilumuri obat bius aku tempatkan di hidung Shinta. Setelah
beberapa saat, aku angkat sapu tangan tersebut dan mulai melucuti
pakaian Shinta. Dan setelah aku melucuti seluruh pakaianku, aku naik ke
ranjang Shinta dan duduk di antara kedua kakinya.
Aku mengambil posisi favoritku dengan
menempatkan kedua kakinya melingkari pinggangku. Aku masukkan penisku ke
vaginanya dengan perlahan sampai keseluruhan penisku masuk. Goyangan
pinggulku mulai menggoyang tubuh Shinta. Aku memeluk tubuhnya dengan
erat dan penisku bergerak keluar masuk dengan cepat. Karena aku yakin
Shinta tidak akan terbangun maka aku bisa mengubah posisi sesukaku.
Seperti sebelumnya, saat pada puncaknya aku biarkan spermaku tertumpah
di dalam vaginanya.
Sejak saat itu hampir setiap hari aku
menyetubuhi adikku, Shinta. Sesekali jika Papa sedang di luar kota, aku
juga menyetubuhi Mama. Alangkah beruntungnya aku. Dengan ilmu
pengetahuan, suatu hambatan ternyata dapat diselesaikan dengan mudah. END
Komentar
Posting Komentar